Hasrat (Passion)



English 2 / Chapter 12                                                                        Eka Nur Cahyani / 2017
Dr. Hendi S.S                                                                                                       02 Mei 2017

The Passion: What are they? How can we overcome them?
Ketika seseorang mengaku percaya kepada Tuhan dan dengan sungguh-sungguh dalam sebuah pertobatan, maka dalam dirinya telah memiliki sebuah peta daripada jiwa kekristenan yang diwarisi melalui tulisan para rasul. Sebuah keinginan untuk meninggalkan manusia lama dan menginginkan untuk mengenakan manusia baru, selalu mencoba untuk mengerti Allah. Tetapi hal tersebut seringkali sulit untuk dapat dilakukan oleh sebab di dalam diri manusia memiliki kebun binatang dari keinginan-keinginan. Manusia mewarisi mutu dari binatang dan sudah menjadi bagian dari manusia dan telah menjadi nafsu, yaitu sifat alami manusia. Melalui nafsu ini, manusia memproduksi mutu daripada binatang. Carl Sanburg mengatakan bahwa ia memiliki banyak binatang buas di dalam tubuhnya yaitu sifat alaminya. Meskipun telah menjadi manusia baru melalui sakramen baptisan, tetap saja sifat alami manusia lama itu muncul seperti halnya kebun binantang di dalam dirinya. Dan sifat alami manusia lama tersebut tidaklah boleh tinggal di dalam diri kita. Carl Jug, seorang ahli analisa jiwa mengatakan bahwa jiwa ini jahat sebab ada dan semuanya tinggal dalam diri manusia dan hanya kekristenan yang ada dibawah pengendalian. Dengan demikian benarlah yang dikatakan Paulus kepada jemaat di Galatia bahwa perbuatan daging telah nyata (passion itu ada dan jahat) dalam Galatia 5:21. Berbeda dengan Plato yang mendeskripsikan bahwa jiwa sebagai pengendara kereta pertempuran. Dan tugas jiwa ini adalah menancapkan pakaian kuda ganda kepada dua kuda. Kuda yang satu berasal dari peternak hewan mulia,” dan yang lain dari peternak hewan jahat. Kuda mulia adalah alasan dan kuda belum dijinakkan adalah nafsu. Kuda dari sifat alami jahat menekan kereta perang dan penarikan ini ke bumi. Ini adalah satu gambar peperangan dan tegangan. Setiap kuda liar ada di dalam diri kita. Dan setiap nafsu ini perlu dijinakkan sebelum menghancurkan kita. Dengan demikian nafsu atau passion perlu dijinakkan dari akarnya. Oleh karena benih daripada passion adalah adanya stimulant yang selalu menawarkan untuk menarik hati. Dan sebelum lebih dalam lagi maka untuk mengatasi nafsu, sesuatu harus menggelut dengan pikiran (logismoi), karena pikiran ini membangunkan nafsu. Pikiran merupakan benih dari nafsu (passion), impuls itu yang memuncul dari bawah sadar dan segera merasuki. Untuk menyerang hal itu membutuhkan adanya suatu kewaspadaan (nepsis) dan doa. Evagrius mendeskripsikan bahwa ada delapan jenis hal yang mendasar pada logismoi. Yaitu logismoi dari ketamakan, perzinahan, cinta uang, lype, kemarahan, akedia, dan kesombongan. Yang terbesar ini kesombongan. Oleh sebab siapapun mempunyai kesombongan. Oleh sebab kesombongan adalah akar dari dari semua passion. St. John Climacus mengatakan bahwa “Kesombongan adalah satu pengingkaran dari Tuhan, satu penemuan setan, hina untuk orang-orang. Ini adalah ibu dari pengutukan, anak cucu dari pujian, satu tanda ketandusan. Ini adalah satu penerbangan dari pertolongannya Tuhan, si pertanda dari kegilaan, pengarang dari hujan lebat. Ini adalah penyebab pemilikan jahat, sumber dari marah, pintu gerbang dari kemunafikan, sumber dari kekejaman. Ini adalah pengingkaran dari belas, satu kaum Farisi pahit, satu hakim kejam. Ini adalah lawan dari Tuhan. Ini adalah akar daripada penghinaan kepada Tuhan.” Dalam 2 Korintus 10:17, Rasul Paulus mengatakan "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." Dengan demikian benih daripada passion ini harus diganti dengan benih yang benar. Sifat dari kesombongan tersebut harus diubah bukan lagi memegahkan diri tetapi bermegah dalam Allah, Oleh sebab orang yang bermegah dalam Allah ia tidak memuji diri sendiri atau tidak bermegah pada karya sendiri, memuji Allah atau bermegah pada karya Allah, sebab dipuji dan diterima oleh Allah. Lalu bagaimana cara mengatasi akar daripada passion ini? Bapa-bapa gereja dari Philokalia memberikan baju bajasebagai senjata yang harus diikuti dan dikenakan untuk melawan passion tersebut yaitu:
1.    Berdoa, khususnya doa Yesus
2.    Selalu mengingat nama Yesus
3.    Selalu kehendak Tuhan
4.    Selalu mengingat kematian-Nya
5.    Selalu mengingat hari penghakiman akhir, khususnya penderitaan kekal.
6.    Selalu waspada (nepsis, watchfulness, vigilance)
7.    Tidak memberikan makanan kepada passion, membiarkan mereka kelaparan.
8.    Selalu ascesis atau berjuang untuk melawannya.
9.    Memakai perlengkapan baju baja Allah yaitu dengan membaca Firman Tuhan dan tulisan bapa-bapa gereja.
10.  Melalui sakramen-sakramen, khususnya pengakuan iman dan perjamuan kudus.
Dengan demikian ketika kita melatih tubuh kita seperti yang telah bapa-bapa gereja ajarkan, maka benih passion dalam diri kita semakin hari semakin pu dar. Amin.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai dengan topik yang dibahas..