Book Report-Dalam Terang Kekekalan: Sebuah Perspektif Tentang Surga oleh Randy Alcorn





Dalam Terang Kekekalan: Sebuah Perspektif Tentang Surga oleh Randy Alcorn, diterjemahkan oleh Irfan Jusuf; Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2011. 271 halaman. Rp 41.000.


Randy Alcorn adalah pendiri dan direktur Eternal Perspective Ministries (EPM).  Ia sempat melayani sebagai seorang pendeta jemaat selama empatbelas tahun.  Ia telah berkhotbah di berbagai tempat di dunia dan mengajar sebagai salah satu dosen pembantu di Multnomah University dan Western Seminary di Portland, Oregon.  Randy adalah penulis laris lebih dari tiga puluh buku dengan oplah lebih dari empat juta kopi.  Ia juga menjadi pembicara tamu di lebih dari 600 radio dan program televisi.  Dalam bukunya ini, Randy membahas mengenai kehidupan kekal di Surga dari sudut pandang yang tak terduga dan gaya bahasa yang sederhana tetapi menarik.  Membuat pembaca ingin terus membaca hingga bab terakhir dalam buku ini. 
Randy membukakan banyak kebenaran yang selama ini tidak diketahui atau bahkan diabaikan oleh orang percaya tentang kehidupan kekal di Surga.  Pada bagian pendahuluan, Randy mengutip pernyataan A.W. Tozer yang mengatakan, “janganlah seorang pun merasa bersalah atas penekanan kuat yang diletakkan ajaran kristiani pada doktrin mengenai dunia yang akan datang.  Di situlah letak keunggulannya yang luarbiasa . . . .”   Ia kemudian mengajak pembaca untuk membayangkan surga sebagai sebuah rumah dimana kita akan tinggal bersama orang-orang yang kita sayangi, terutama Yesus.  Penekanan ini diberikan oleh Randy sebab ia tidak ingin pembaca terjebak dalam pikiran yang berfokus kepada hal-hal yang bersifat materi ketika merenungkan mengenai surga.  Ia berulangkali menegaskan di bagian awal, tengah dan akhir dari bukunya mengenai keutamaan Yesus dalam kehidupan kekal.       
Dalam bukunya, Randy juga menegaskan bahwa surga itu nyata bukan sebuah khayalan melainkan sebuah tempat yang nyata dan sangat indah, sempurna tepatnya,  sebab Alkitab memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai hal tersebut.  Ia seolah  mencoba mempengaruhi pikiran pembaca yang kemungkinan besar membayangkan surga sebagai sesuatu yang tidak berwujud secara fisik.  Ketika menggambarkan mengenai keindahan surga, Randy kembali menekankan bahwa yang terindah di tempat itu ialah keberadaan Yesus.  Di surga, kita akan hidup bersama-Nya selamanya.  Dengan cukup berani, Randy juga mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan akan seperti apakah kita di surga kelak dalam hal fisik maupun kegiatan.  Ia menggambarkan bahwa keberadaan kita tidak akan sama sekali  berbeda atau asing dengan apa yang pernah kita lihat dan lakukan selama di dunia.  Keberadaan di surga adalah suatu kondisi yang sempurna baik dalam hal tubuh kita maupun berbagai kegiatan yang akan dilakukan di sana dalam kekekalan.  Ia berargumnetasi bahwa dalam kitab Wahyu terlihat adanya komunikasi, dialog, ibadah bersama, serta berbagai jalinan pembangun hubungan lainnya di antara orang-orang percaya, malaikat dan Tuhan.  Di surga  semua akan saling berinteraksi, membangun dan memperdalam hubungan-hubungan.  Ia mencoba mematahkan pemikiran bahwa di surga semua hubungan yang pernah terjadi di dunia tidak akan berlaku lagi.  Ia dengan tegas menentang pemikiran seperti demikian.
Randy bahkan berpendapat bahwa di surga, kita juga akan tetap dapat mengingat masa lalu kita di dunia termasuk dosa dan penderitaan kita.  Namun di surga, semua itu tidak akan dapat membuat kita merasa bersalah atau berdukacita, sebaliknya mendatangkan ungkapan syukur yang dalam atas Anugerah tuhan yang begitu besar dalam hidup kita.  Randy juga dengan tegas mengatakan bahwa para penghuni di surga dapat melihat apa yang terjadi di dunia. 
Kemudian pada bab-bab terakhir di dalam bukunya, Randy mengemukakan konsep yang agak sensitif bagi sebagian kalangan Krsiten yaitu mengenai upah.  Randy menggambarkan Tuhan sebagai pribadi yang sangat senang memberikan upah bagi kita yang sudah berjuang melakukan apa yang menjadi kehendak-Nya dalam hidup kita.  Ia menggambarkan Tuhan sedang melihat, mencatat segala pekerjaan kita di dunia.  Dia akan memberikan kita upah atas tindakan kesetiaan kita kepada-Nya dan upah setiap orang akan berbeda.  Pemahaman mengenai upah di surga adalah suatu kesempatan untuk mendapat kepercayaan dan tanggung jawab yang -di lebih besar dalam kehidupan kekal.  Randy dengan menarik memaparkan mengenai konsep upah kekal sebagai upayanya untuk mendorong para pembaca berjuang dengan keras menjalani suatu kehidupan yang bertanggung-jawab selama di dunia ini.  Ia mengutip pernyataan C.S. Lewis, “Sejak kebanyakan orang kristiani berhenti memikirkan surga, mereka menjadi sangat tidak efektif di dunia ini.” 
Di akhir buku ini, Randy mengingatkan bahwa selama kita hidup di dunia, kita masih berada di negeri yang memberikan kesempatan kedua.  Selama kita di sini, masing-masing dari kita menuliskan kisah hidup kita.  Tak seorang pun tahu bagaimana bab terakhir akan selesai hingga bab tersebut benar-benar berakhir.  Hidup di dalam terang  kekekalan berarti bersiap-siap untuk menghadapi hari kematian yang sifatnya pasti walaupun tidak diketahui kapan terjadinya.  Randy mengingatkan pembaca untuk mulai menjalani hidup dengan berorientasi pada kekekalan.  Suatu peringatan yang perlu dipikirkan secara serius sebab banyak orang kristen yang telah diselamatkan tetapi menjalani hidup dalam kesia-siaan.  Kurang atau bahkan sama sekali tidak bertanggung-jawab atas anugerah keselamatan yang telah Tuhan berikan dalam hidupnya.  Hidupnya di dunia tidak bernilai kekal.               
Banyak hal yang menarik dalam buku ini tetapi juga ada beberapa hal yang perlu dikritisi dalam buku ini.  Pertama terkait konsep Randy mengenai dunia yang kekal.  Ia tampaknya meyakini bahwa langit dan bumi yang baru adalah penyempurnaan dari kondisi langit dan bumi yang ada saat ini.  Konsep ini tentu akan menimbulkan banyak komentar dari para teolog.  Kedua terkait kedalaman pemikiran mengenai kehidupan kekal bersama Yesus di surga.  Cukup banyak hal yang berangkat dari pemikiran pribadi Randy daripada apa yang dijelaskan oleh Tuhan dalam Alkitab.  Contohnya ketika ia membahas mengenai kehidupan di surga kelak.  Ia memberikan gambaran seolah-olah akan seperti demikian nantinya.  Saya berpendapat seharusnya Randy tetap menjaga untuk tidak menyampaikan hal-hal yang memang tidak disampaikan oleh Alkitab.  
Terlepas dari beberapa kelemahan di atas, buku ini merupakan sebuah karya yang inspiratif dan mampu mendorong pembacanya untuk mulai memikirkan kehidupan kekal,  mempersiapkan diri untuk menghadapinya dengan cara menjalani sisa hidup di dunia ini dengan berfokus pada kekekalan.  Buku ini juga cukup menguatkan iman orang percaya yang  takut menghadapi kematian atau yang sedang berdukacita pasca kehilangan orang yang dikasihinya akibat kematian.  




No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai dengan topik yang dibahas..