Book Review- Distined To Reign-





Distined To Reign: The Secret To Effortless Success, Wholeness And Victorious Living oleh Joseph Prince. Singapore: 22Media, 2007. x + 314 halaman. $24.90.

 

Buku Distined To Reign ditulis oleh Joseph Prince, Gembala Senior di New Creation Church, Singapura dan dipublikasikan pada tahun 2007. Buku ini ditulis dengan latar belakang historis dan teologis yang sangat kompleks di mana ia mengembangkan sebuah ajaran Radical Grace yang muncul pada abad ke-11 yang berarti sekitar tahun 1200-an terdapat seorang teolog yang berpengaruh waktu itu bernama Marcion. Prince menyajikan bukunya tidak lebih dari sebuah share spiritualnya yang mengandung sebuah ajaran di mana apabila pembaca tidak memiliki pemikiran mengenai dasar Alkitab yang benar, maka berbahaya untuk waspada dan terpelajar.
Joseph Prince menjumpai adanya kekeliruan dalam memahami anugerah Allah yang harus diperbaiki olehnya. Ia pun mengklaim bahwa ia harus menjadi pengkhotbah Radical Grace, yaitu di mana ia harus setiap waktu berkhotbah mengenai anugerah (every time preach grace with a mixture of law) sebab Tuhan telah memberitahunya mengenai kebenaran tersebut (vii). Hal itulah yang mendasari bagaimana ia menulis buku ini. Prince banyak memberikan sebuah ajaran baru mengenai konsep-konsep anugerah yang mudah dicerna, di mana saat ini manusia dan orang percaya juga ada di dalamnya hidup di suatu era di mana dunia terus berupaya menyajikan kemudahan, kenyamanan, kepuasan dan ketentraman bagi manusia. Pada saat yang sama, di dunia rohani telah berkembang suatu ajaran yang sama dengan karakter tersebut. Karakter seperti demikian yang dibawakan oleh Prince yaitu sebuah “Radical Grace”, suatu ajaran kasih karunia yang mudah dicerna dan diterima logika, memberi memotivasi dan inspirasi, berpandangan positif dengan menghindari segala hal negatif yang bersifat memberatkan, menyengsarakan, menuduh, menghakimi dan menuntut seseorang.
Prince bahkan berusaha untuk mengajak kepada pembaca untuk membenarkan apa yang telah ia katakan dalam tulisannya, yaitu dengan membuat ajaran ini semakin menarik hati oleh karena pusat dari ajaran tersebut adalah Kristus telah menebus setiap dosa manusia sehingga tidak lagi ada penghukuman bagi orang yang percaya kepada-Nya (149). Ajaran ini didasarkan dengan sebuah ayat Alkitab yang keliru dalam memahaminya yaitu dalam Roma 8:1. Di mana Prince mengatakan “If you are in Christ Jesus Today, there is no condemnation over your life!” Sebab kita ditakdirkan untuk memerintah. Inilah pokok ajaran yang mengandung konsep baru mengenai anugerah Allah. Pertama, Mengenai Keselamatan, “Keselamatan adalah kasih karunia dan dampak kasih karunia bagi kehidupan orang percaya” dengan muatan-muatan ajaran sebagai berikut : Pertama, Kasih karunia bersifat semua dan selamanya. Konsep dasar kasih karunia Radical Grace di dasarkan pada kata “segala dan selama-lamanya“ dalam Kolose 2:13, “Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita.” Dan Ibrani 10:14, “Sebab oleh satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan.” Berdasarkan ayat-ayat itu, Radical Grace mengajarkan bahwa kasih karunia bagi penebusan dosa bersifat semua dan selamanya, yang berarti setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, maka semua dosanya sudah diampuni. Baik dosa keturunan, dosa yang diperbuat di masa lalu, dosa yang diperbuatnya saat ini dan dosa yang belum diperbuatnya di masa akan datang.
Kedua, Mengenai Dosa, Prince mengatakan,
” Semua dosa anda di masa lalu, masa kini, dan masa depan sudah dibasuh oleh darah-Nya yang kudus. Anda sepenuhnya diampuni saat Anda menerima Yesus ke dalam hidup Anda. Anda tidak pernah lagi dianggap bertanggung jawab atas dosa-dosa Anda. Anda telah dibenarkan sama seperti Yesus bukan karena tingkah laku Anda sendiri, melainkan iman kepada-Nya dan karya-Nya yang sempurna di kayu salib” (hal 2)

Melalui konsep dasar ini kemudian dibangunlah pemahaman-pemahaman lain yang sebenarnya juga lahir atau merupakan konsekuensi logis dari apa yang diyakininya tersebut yakni orang percaya tidak perlu bertanggungjawab dan minta ampun atas dosanya sekarang. Ajaran Radical Grace menyebutkan bahwa orang percaya tidak perlu lagi bertanggung jawab atas dosa-dosanya yang diperbuatnya sekarang dan meminta ampun karena secara otomatis sudah diampuni,
”Kita tidak perlu mengakui dosa-dosa kita supaya kita diampuni. Kita mengakui dosa-dosa kita karena kita sudah diampuni. Jika saya mengatakan “ mengakui dosa-dosa kita “, saya sedang berbicara tentang bersikap terbuka kepada Tuhan. Saya tidak pergi ke hadirat-Nya untuk memohon pengampunan. Tidak, berbicara kepada-Nya karena saya mengetahui bahwa saya sudah diampuni” (101-102)

Hal yang mengejutkan dalam ajaran mengenai dosa ini adalah orang percaya tidak perlu mengoreksi diri atas dosanya. Orang percaya juga tidak perlu mengoreksi diri, menyadari dosanya, bahkan kalau ada suara hati dan pikiran yang menunjukkan dosanya, itu dianggap suara dari iblis, karena dosa orang percaya sudah diampuni. Prince mengajarkan,
”Strategi iblis adalah membuat Anda merasa tidak layak untuk memasuki hadirat Tuhan. Ia akan membanjiri Anda dengan pemikiran-pemikiran penghakiman dengan menuduh Anda tidak layak karena mempunyai pikiran-pikiran yang salah atau mengatakan kata-kata kasar terhadap seseorang. Ia akan memberikan Anda 1001 macam alasan mengapa Anda tidak layak untuk menerima berkat-berkat Tuhan. Namun, sebenarnya apa pun perasaan salah Anda atau kebiasaan buruk yang telah menundukkan Anda, darah Yesus menjaga Anda tetap bersih. Darah Yesus membuat Anda layak mempunyai akses terus-menerus kepada Tuhan Yang Mahatinggi. Karena Anda berada di bawah air terjun pengampunan ini, setiap doa yang Anda panjatkan sangat bermanfaat. (112)

Ketiga, Mengenai Roh Kudus tidak pernah menegur orang percaya. Pengajaran Radical Grace ini menyebutkan bahwa Roh Kudus tidak pernah menegur setiap orang percaya tentang dosa-dosanya. Ia tidak pernah menunjukkan kesalahannya, bahkan Prince menantang orang percaya untuk menemukan ayat dalam Alkitab yang memberitahukan bahwa Roh Kudus telah menegur tentang dosa-dosa orang-orang percaya (132). Ia menganggap bahwa orang percaya tidak bisa melakukan dosa yang tidak bisa diampuni. Radical grace mengajarkan bahwa orang percaya tidak bisa melakukan apa yang disebut dosa yang tidak bisa diampuni, karena semua dosanya sudah diampuni, hal ini di dasarkan kepada Yesus yang telah mati di kayu salib dan mengampuni semua dosa orang yang percaya kepada-Nya, dengan menyatakan sekali dan untuk selamanya bahwa tidak ada dosa yang dilakukan orang Kristen yang tidak dapat diampuni. Jadi ketika seseorang mengerti mengapa Tuhan mengutus Roh Kudus, maka akan menyadari bahwa dosa yang tidak dapat diampuni adalah menolak Yesus secara konsisten dengan alasan menghujat Roh Kudus berarti secara konsisten menolak pribadi Kristus yang Roh Kudus saksikan.
Keempat, Mengenai Kasih karunia adalah pribadi Yesus sendiri. Menurut pengajaran Radical Grace, “ Kasih karunia itu adalah pribadi yaitu Tuhan Yesus sendiri,” (24). Kasih karunia bukan suatu teologi. Itu bukan suatu topik yang dibicarakan. Itu bukan suatu dokrin. Itu adalah suatu Pribadi dan nama-Nya adalah Yesus. Itulah sebabnya Tuhan ingin setiap orang percaya menerima kelimpahan kasih karunia karena mempunyai kelimpahan kasih karunia adalah mempunyai kelimpahan Yesus (24). Bagi kaum Radical Grace, kasih karunia itu dimulai dari ketika Tuhan Yesus di salib (90), mereka tidak menyadari bahkan beberapa perkataan yang Yesus ucapkan dalam keempat Injil adalah bagian dari Perjanjian Lama. Semua itu diucapkan sebelum salib. Perjanjian Baru dimulai baru setelah salib, saat Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta.
Adapun secara eksplisit mengerti bahwa mengenai iman timbul dari mendengarkan Firman Tuhan, namun Radical Grace  meyakini bahwa,” Iman tidak timbul hanya dari mendengarkan Firman Tuhan karena Firman Tuhan akan meliputi segala sesuatu dalam Alkitab, termasuk hukum Taurat Musa.” Sehingga tidak ada pemberian iman orang percaya mendengarkan Sepuluh Perintah Allah diberitakan. Iman timbul hanya dari mendengarkan Firman Kristus. Ini tidak berarti bahwa orang percaya seharusnya hanya mendengarkan khotbah dari bagian-bagian Alkitab orang percaya yang ditulis dengan huruf berwarna merah, yang menandakan bahwa Yesuslah yang mengucapkannya. Ia menganggap bahwa menuliskan apa yang Yesus ucapkan dalam Alkitab dengan huruf merah hanyalah kebiasaan manusia. Dengan demikian bagi Radical Grace, mendengarkan Firman Kristus adalah mendengarkan pemberitaan dan pengajaran yang telah disaring melalui Perjanjian Baru kasih karunia dan karya Yesus yang sempurna (73).
Di akhir buku ini, Prince mengingatkan bahwaIt is all about Jesus and His finished work! We are destined to reign through Him. This is the secret to effortless success, wholeness and victorious living!.” Demikian orang percaya tidak perlu kuatir sebab Tuhan memang sudah menetapkan orang percaya sebagai orang-orang yang berkemenangan. Tidak perlu takut akan segala dosa yang diperbuat oleh karena dunia sekarang ini adalah dunia penuh anugerah sebab semua ini tentang Yesus dan pekerjaan yang selesai-Nya! Kami ditakdirkan untuk memerintah melalui Dia. Ini adalah rahasia sukses usaha, keutuhan dan hidup berkemenangan!
Banyak hal yang didapatkan dari buku ini sebagai pengetahuan, banyak hal pula dalam buku ini yang perlu dikritisi didalamnya, yaitu terkait dengan isi daripada sebuah pembahasan pengajaran “Radical Grace” atau “Hyper Grace” yang tentu ditolak oleh beberapa aliran gereja (Ortodox, Reformed, dll). Sebab apa yang diajarkan oleh “Radical Grace” adalah “Hyper Grace,” dianggap sebagai “Hyper Grace” karena ajaran kasih karunia yang radikal ini melampaui, melebihi, bahkan bertentangan dengan apa yang dikatakan dan diajarkan Alkitab. Ada kecenderungan menghubungkan ajaran Radical Grace dengan pemahaman Calvinis. Perlu digaris-bawahi bahwa dua ajaran ini sangat berbeda, tidak sama dan tidak berhubungan. Pemikiran dasar yang melatar belakangi, metode penafsiran, melihat Alkitab dan teologi yang dibangun juga sangat berbeda. Jadi Radical Grace bukan bagian dari Calvinis demikian juga sebaliknya. Sehingga hal tersebut merupakan salah satu contoh dari sekian banyak dalam tinjauan kekinian di mana umat keliru dalam memahami anugerah Allah dengan benar.
Terlepas dari kelemahan di atas, buku ini merupakan sebuah karya yang mampu memberikan worldview ataupun cerminan kepada pemimpin-pemimpin gereja bahwa seiring perkembangan zaman, banyak hal yang telah berubah, salah satunya adalah mengenai ajaran yang sudah berubah bukan lagi berpacu kepada Bible yaitu ajaran para rasul, tetapi kepada hal-hal yang menjadi kebutuhan tubuh. Sehingga buku ini seharusnya dibaca oleh orang-orang yang telah memiliki konsep Firman Tuhan yang benar seperti para pemimpin gereja.




No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai dengan topik yang dibahas..