KASIH BAPA BAGI YANG TERSESAT
Matius 18:12-14
Teks
Byz
12 Τί δοκεῖ ὑμῖν;
οὐχὶ ἀφεὶς ἐπὶ τὰ ὄρη τὰ ἐνενήκοντα ἐννέα,
καὶ ζητεῖ πορευθεὶς τὸ πλανώμενον
Ἐὰν πρόβατα ἑκατὸν
γένηταί ἀνθρώπῳ τινι
καὶ ἓν ἐξ αὐτῶν πλανηθῇ·
13 Καὶ λέγω ἀμὴν ὑμῖν
ἐὰν εὑρεῖν αὐτό
γένηται,
ὅτι χαίρει ἐπ᾽ αὐτῷ μᾶλλον,
ἢ χαίρει
ἐπὶ τοῖς ἐνενήκοντα ἐννέα
τοῖς πεπλανημένοις μὴ
14 ἐν
τῶν μικρῶν τούτων ἀπόληται
ἵνα
ἔστιν οὕτως οὐκ θέλημα
ἔμπροσθεν τοῦ πατρὸς
ὑμῶν τοῦ οὐρανοῖς,
εἷς
NKJ
NKJ Matthew 18:12
"What do you think?
does he not leave the ninety-nine
and go to the mountains to seek
the one that is straying?
If a man has a hundred sheep,
and
one of them goes astray,
NKJ Matthew 18:13
"And I say to you,
assuredly, if he should find it,
he rejoices more over that sheep than
over the ninety-nine
that did not go astray.
NKJ Matthew 18:14
One of
these little
ones should perish.
"Even so it is not the will of
your
Father who is in heaven that
Terjemahan
Literal
12 "Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai
seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan
meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari
yang sesat itu? 13 Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia
berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari
pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. 14
Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari
anak-anak ini hilang."
Terjemahan Dinamis
12 Bagaimanakah pendapatmu? Seandainya ada seorang yang
mempunyai seratus ekor domba, lalu seekor dari domba-domba itu hilang, apakah
yang akan dibuat oleh orang itu? Pasti ia akan meninggalkan domba yang sembilan
puluh sembilan ekor itu di bukit dan pergi mencari yang hilang itu. 13
Dan kalau ia menemukan kembali domba itu percayalah Aku ia akan lebih gembira
atas domba yang seekor itu daripada atas sembilan puluh sembilan ekor lainnya
yang tidak hilang. 14 Begitu juga Bapamu yang di surga tidak mau
salah seorang dari orang-orang yang baru percaya kepada-Ku ini sesat."
Struktur dan Terjemahan
Apa yang kamu pikirkan?
Jika
seseorang memiliki seratus ekor domba
dan satu dari mereka tersesat,
bukankah
dia akan meninggalkan 99 ekor domba di pegunungan
dan pergi mencari yang tersesat?
Dan jika dia menemukannya,
sungguh aku berkata kepadamu
bahwa dia bersukacita atas 1 ekor domba itu lebih
daripada (bersukacita) atas 99 ekor domba yang tidak tersesat.
Demikian juga itu adalah bukan keinginan di hadapan Bapamu di Sorga
supaya satu dari yang kecil ini binasa
Jika
seseorang memiliki seratus ekor domba
dan satu dari mereka tersesat,
bukankah
dia akan meninggalkan 99 ekor domba di pegunungan
dan pergi mencari yang tersesat?
Dan jika dia menemukannya,
sungguh aku berkata kepadamu
bahwa dia bersukacita atas 1 ekor domba itu lebih
daripada (bersukacita) atas 99 ekor domba yang tidak tersesat.
Demikian juga itu adalah bukan keinginan di hadapan Bapamu di Sorga
supaya satu dari yang kecil ini binasa
Struktur
Perumpamaan
1.
Perumpamaan ini dibagi menjadi dua bagian
besar yaitu:
a.
Pengajaran Perumpamaan
i.
Pembukaan perumpamaan:
·
"Bagaimana
pendapatmu?” (ay. 12a)
ii.
Penutup perumpamaan:
·
Demikian juga Bapamu
yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini
hilang." (ay. 14)
b.
Penjelasan Perumpamaan:
i.
Pertanyaan Yesus mengenai pendapat para
murid mengenai narasi perumpamaan yang disampaikan.
ii.
Perumpamaan yang Yesus ceritakan:
·
Apa pendapatmu? (Pembukaan perumpamaan)
·
Seorang gembala mempuanyai seratus ekor domba (Kisah
Narasi Perumpamaan)
·
Ada satu ekor
domba diantaranya tersesat
·
Gembala tersebut meninggalkan 99 ekor domba di
pegunungan
·
Gembala itu pergi mencari yang domba yang tersesat itu
·
Gembala menemukan satu ekor domba yang tersesat itu
·
Gembala bersukacita atas yang seekor itu daripada yang
99 ekor yang tidak tersesat
·
Maka, Bapa di
sorga tidak menginginkan satu dari yang kecil ini binasa (Penjelasan
Perumpamaan)
Analisis Kisah Narasi Perumpamaan
Analisis
Peristiwa:
Hilangnya satu domba dalam perumpamaan di atas adalah peristiwa karena merupakan peralihan dari keadaan sempurna kepada keadaan tidak sempurna. Tidak dijelaskan mengapa yang satu ekor domba itu tersesat. Dan si gembala meninggalkan 99 ekor domba di pegunungan juga merupakan peristiwa karena dari keadaan memiliki gembala menjadi tanpa gembala. Kemudian, penemuan domba yang tersesat juga adalah peristiwa karena dari keadaan tanpa satu domba kepada keadaan domba yang kembali lengkap.
Bisa dikatakan rentetan peristiwa itu dapat kita sebut juga episode. Episode adalah serentetan peristiwa yang mengandung suatu keadaan awal, suatu perubahan, seringkali suatu perumitan dan suatu keadaan akhir. Keadaan awal: domba masih utuh, kemudian ada perubahan/perumitan: hilangnya 1 ekor domba dan ditinggalkannya 99 ekor domba, dan keadaan akhir: menemukan domba hilang dan bersukacita. Perumitan yang terkandung dalam proses perubahan menghasilkan proses perbaikan yaitu gembala bersukacita.
Analisis Tokoh:
Tokoh di dalam kisah narasi di atas adalah si gembala. Gembala memiliki kegigihan mencari satu ekor domba yang hilang. Dia berani meninggalkan 99 ekor domba di pegunungan demi 1 ekor domba saja. Hal ini berarti misi menemukan satu ekor domba kembali lebih berharga daripada menggembalakan 99 ekor domba. Bahkan ini ditunjukkan gembala bersukacita atas 1 ekor domba lebih daripada 99 ekor domba yang tidak tersesat.
Tokoh di dalam kisah di atas hanyalah satu yaitu tokoh si gembala. Namun di luar narasi, ada penjelasan perumpamaan. Di dalam penjelasan perumpamaan terdapat tokoh sentral yaitu Allah. Disebutkan, tokoh Allah ini sama dengan tokoh gembala. Jadi perbandingan kedua tokoh tersebut adalah sama. Kedua tokoh tersebut terdapat persamaan.
Analisis Peristiwa dan Tokoh:
Interpretasi kita adalah penentuan tokoh gembala yang kita anggap sebagai pelaku bertujuan dalam kisah. Peristiwa hilangnya satu domba menghadirkan tokoh gembala sebagai pelaku bertujuan. Tokoh mempunyai fungsi bagi lakuan. Apabila membicarakan tokoh, kita menekankan bahwa lakuan mempunyai tujuan. Tujuannya adalah menemukan satu ekor domba yang tersesat. Tujuan itu dicapainya pada akhir cerita, tetapi dalam perjalanan ke arah tujuan itu terjadi peristiwa meninggalkan 99 ekor domba dan mencari 1 ekor domba. Meninggalkan 99 ekor domba dan mencari 1 ekor domba adalah usaha pelaku mencapai tujuan.
Tidak ada tokoh pembantu atau penentang di dalam usaha mencapai tujuan yaitu menemukan satu ekor domba tersesat. Namun yang jelas usaha mencapai tujuan ternyata tercapai. Tokoh si gembala menjadi tokoh utama, sekaligus sebagai kekuasaan. Dalam usaha mencari tidak ada pertentangan, yang ada adalah kekuasaan untuk mencari dan menemukan. Kekuasaan mencari dan menemukan adalah tokoh itu sendiri yaitu gembala. Dan siapa yang mendapat untung atau rugi dari usaha tersebut? Dalam kisah ini, si gembala yang beruntung karena usahanya sendiri. Dia mengalami sukacita sebagai hasil dari usahanya.
Yang paling utama dari model analisis yang menghubungkan tokoh dengan lakuan ini adalah usaha, keinginan pelaku. Usaha tersebut dapat dipandang sebagai penggerak kisah yang berjalan sejajar dengan keinginan pembaca untuk ikut serta dalam perjalanan. Tanpa adanya usaha maka kisah tidak berjalan sampai akhir. Baik pembaca maupun tokoh berusaha mencapai akhir perjalanan. Jadi usaha mencapai tujuan sebagai penggerak kisah menjadi tema pokok dari kisah narasi perumpamaan ini. Sehingga yang menjadi tema pokok perumpamaan ini adalah Kasih Bapa Bagi Yang T ersesat.
Hilangnya satu domba dalam perumpamaan di atas adalah peristiwa karena merupakan peralihan dari keadaan sempurna kepada keadaan tidak sempurna. Tidak dijelaskan mengapa yang satu ekor domba itu tersesat. Dan si gembala meninggalkan 99 ekor domba di pegunungan juga merupakan peristiwa karena dari keadaan memiliki gembala menjadi tanpa gembala. Kemudian, penemuan domba yang tersesat juga adalah peristiwa karena dari keadaan tanpa satu domba kepada keadaan domba yang kembali lengkap.
Bisa dikatakan rentetan peristiwa itu dapat kita sebut juga episode. Episode adalah serentetan peristiwa yang mengandung suatu keadaan awal, suatu perubahan, seringkali suatu perumitan dan suatu keadaan akhir. Keadaan awal: domba masih utuh, kemudian ada perubahan/perumitan: hilangnya 1 ekor domba dan ditinggalkannya 99 ekor domba, dan keadaan akhir: menemukan domba hilang dan bersukacita. Perumitan yang terkandung dalam proses perubahan menghasilkan proses perbaikan yaitu gembala bersukacita.
Analisis Tokoh:
Tokoh di dalam kisah narasi di atas adalah si gembala. Gembala memiliki kegigihan mencari satu ekor domba yang hilang. Dia berani meninggalkan 99 ekor domba di pegunungan demi 1 ekor domba saja. Hal ini berarti misi menemukan satu ekor domba kembali lebih berharga daripada menggembalakan 99 ekor domba. Bahkan ini ditunjukkan gembala bersukacita atas 1 ekor domba lebih daripada 99 ekor domba yang tidak tersesat.
Tokoh di dalam kisah di atas hanyalah satu yaitu tokoh si gembala. Namun di luar narasi, ada penjelasan perumpamaan. Di dalam penjelasan perumpamaan terdapat tokoh sentral yaitu Allah. Disebutkan, tokoh Allah ini sama dengan tokoh gembala. Jadi perbandingan kedua tokoh tersebut adalah sama. Kedua tokoh tersebut terdapat persamaan.
Analisis Peristiwa dan Tokoh:
Interpretasi kita adalah penentuan tokoh gembala yang kita anggap sebagai pelaku bertujuan dalam kisah. Peristiwa hilangnya satu domba menghadirkan tokoh gembala sebagai pelaku bertujuan. Tokoh mempunyai fungsi bagi lakuan. Apabila membicarakan tokoh, kita menekankan bahwa lakuan mempunyai tujuan. Tujuannya adalah menemukan satu ekor domba yang tersesat. Tujuan itu dicapainya pada akhir cerita, tetapi dalam perjalanan ke arah tujuan itu terjadi peristiwa meninggalkan 99 ekor domba dan mencari 1 ekor domba. Meninggalkan 99 ekor domba dan mencari 1 ekor domba adalah usaha pelaku mencapai tujuan.
Tidak ada tokoh pembantu atau penentang di dalam usaha mencapai tujuan yaitu menemukan satu ekor domba tersesat. Namun yang jelas usaha mencapai tujuan ternyata tercapai. Tokoh si gembala menjadi tokoh utama, sekaligus sebagai kekuasaan. Dalam usaha mencari tidak ada pertentangan, yang ada adalah kekuasaan untuk mencari dan menemukan. Kekuasaan mencari dan menemukan adalah tokoh itu sendiri yaitu gembala. Dan siapa yang mendapat untung atau rugi dari usaha tersebut? Dalam kisah ini, si gembala yang beruntung karena usahanya sendiri. Dia mengalami sukacita sebagai hasil dari usahanya.
Yang paling utama dari model analisis yang menghubungkan tokoh dengan lakuan ini adalah usaha, keinginan pelaku. Usaha tersebut dapat dipandang sebagai penggerak kisah yang berjalan sejajar dengan keinginan pembaca untuk ikut serta dalam perjalanan. Tanpa adanya usaha maka kisah tidak berjalan sampai akhir. Baik pembaca maupun tokoh berusaha mencapai akhir perjalanan. Jadi usaha mencapai tujuan sebagai penggerak kisah menjadi tema pokok dari kisah narasi perumpamaan ini. Sehingga yang menjadi tema pokok perumpamaan ini adalah Kasih Bapa Bagi Yang T ersesat.
Konsep Teologis
Yesus memberikan suatu gambaran sehari-hari yang
sangat dekat dengan kegiatan sehari-hari dari bangsa Israel. Karena diantara
bangsa Israel ada banyak mereka yang
mengenal banyak sekali domba dan penggembalaan. Yesus mulai memberikan gambaran,
bila seorang mempunyai seekor domba dan seorang itu adalah gembala yang
baik, masa ia akan meninggalkan begitu saja domba yg hilang? ia pasti akan
taruh 99 domba di tempat yang aman, kemudian
kamu akan kembali pergi untuk mencari yg satu itu.
Dan kalau ia menjumpai yang satu itu, pasti ia akan begitu bersukacita. Lalu Yesus Kristus mulai menggambarkan, mulai mensejajarkan suatu keadaan yang dimengerti sehari-hari oleh bangsa Israel itu dengan Bapa di Sorga, dalam ay 14, Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang. Perumpamaan ini memporoskan mengenai Yesus yang cinta kepada mereka yang tersesat. Ada 3 perkara penting mengenai bagaimana Yesus mencintai yang tersesat ini:
1. Yesus mencari yg tersesat
Pada ayat yg ke-12 Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Tuhan sedang menggambarkan bahwa Yesus, Tuhan yang kita sembah itu adalah Yesus yang mencari yang tersesat. Yesus bukan sekedar Tuhan yang menghukum yang tersesat, Yesus bukan sekedar Tuhan yang menolak orang-orang yang tersesat, tetapi Yesus mencari yang tersesat. Hal ini dapat dilihat dalam Yehezkiel 34:16 Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya. Tidak ada gembala yang akan membiarkan dombanya tersesat, domba yang hilang itu menyingkapkan karakter pemiliknya yang penuh kasih. Baik domba yang tersesat maupun tidak mendatangkan karakter orang-orang zaman sekarang yang baik dan jahat, akan tetapi di dalam Allah keduanya membutuhkan keselamatan karena di hadapan Allah tidak ada manusia yang baik, dan pada dasarnya sudah mati. Efesus 2:1 baik manusia yang baik maupun jahat sudah mati di hadapan Allah. Orang yang baik sekalipun di hadapan manusia tidak baik di hadapan Allah. Akan tetapi Allah tidak mau manusia mati dan tidak akan menghitung segala kesalahan manusia yang Allah pikirkan hanya mengembalikan sang anak ke dalam keselamatan. Efesus 2:4-5 Allah melimpahkan kasihnya yang besar dengan cara menghidupkan manusia yang telah mati dengan cara Allah mengutus anaknya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Efesus 2:6 Allah akan membangkitkan Yesus agar supaya kita dapat hidup bersama-sama dengan dia di surga. Jika berbicara tentang dosa, Yesuslah yang harus menanggung semuanya hingga harus mati kemudian dibangkitkan Allah yang menunjukan bahwa Ia mampu mangalahkan dosa. Karena Yesus hidup manusiapun akan hidup dan bersama-sama dengan Dia. Jadi kasih yang menyelamatkan itu adalah mati-hidup kemudian hilang-kembali. Manusia sudah mati dan hilang karena dosa tetapi karena kasih Allah yang begitu besar (ay.5). Kasih Allah Bapa itu yang terpenting adalah menyelamatkan manusia dari dosa dan ketika keselamatan itu terjadi mendatangkan sukacita bagi Allah dan semua orang.
Dan kalau ia menjumpai yang satu itu, pasti ia akan begitu bersukacita. Lalu Yesus Kristus mulai menggambarkan, mulai mensejajarkan suatu keadaan yang dimengerti sehari-hari oleh bangsa Israel itu dengan Bapa di Sorga, dalam ay 14, Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang. Perumpamaan ini memporoskan mengenai Yesus yang cinta kepada mereka yang tersesat. Ada 3 perkara penting mengenai bagaimana Yesus mencintai yang tersesat ini:
1. Yesus mencari yg tersesat
Pada ayat yg ke-12 Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Tuhan sedang menggambarkan bahwa Yesus, Tuhan yang kita sembah itu adalah Yesus yang mencari yang tersesat. Yesus bukan sekedar Tuhan yang menghukum yang tersesat, Yesus bukan sekedar Tuhan yang menolak orang-orang yang tersesat, tetapi Yesus mencari yang tersesat. Hal ini dapat dilihat dalam Yehezkiel 34:16 Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kulindungi; Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya. Tidak ada gembala yang akan membiarkan dombanya tersesat, domba yang hilang itu menyingkapkan karakter pemiliknya yang penuh kasih. Baik domba yang tersesat maupun tidak mendatangkan karakter orang-orang zaman sekarang yang baik dan jahat, akan tetapi di dalam Allah keduanya membutuhkan keselamatan karena di hadapan Allah tidak ada manusia yang baik, dan pada dasarnya sudah mati. Efesus 2:1 baik manusia yang baik maupun jahat sudah mati di hadapan Allah. Orang yang baik sekalipun di hadapan manusia tidak baik di hadapan Allah. Akan tetapi Allah tidak mau manusia mati dan tidak akan menghitung segala kesalahan manusia yang Allah pikirkan hanya mengembalikan sang anak ke dalam keselamatan. Efesus 2:4-5 Allah melimpahkan kasihnya yang besar dengan cara menghidupkan manusia yang telah mati dengan cara Allah mengutus anaknya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Efesus 2:6 Allah akan membangkitkan Yesus agar supaya kita dapat hidup bersama-sama dengan dia di surga. Jika berbicara tentang dosa, Yesuslah yang harus menanggung semuanya hingga harus mati kemudian dibangkitkan Allah yang menunjukan bahwa Ia mampu mangalahkan dosa. Karena Yesus hidup manusiapun akan hidup dan bersama-sama dengan Dia. Jadi kasih yang menyelamatkan itu adalah mati-hidup kemudian hilang-kembali. Manusia sudah mati dan hilang karena dosa tetapi karena kasih Allah yang begitu besar (ay.5). Kasih Allah Bapa itu yang terpenting adalah menyelamatkan manusia dari dosa dan ketika keselamatan itu terjadi mendatangkan sukacita bagi Allah dan semua orang.
2.
Yesus
bergembira menemukan yang tersesat.
Pada ayat yang ke-13
Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih
besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh
sembilan ekor yang tidak sesat. Sukacita itu sama
dengan sukkacita pemilik domba yang telah menemukan dombanya kembali (Lukas 15:6) dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan
tetangga-tetanggan serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama
dengan aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.
Jadi Yesus
bergembira untuk menemukan yg tersesat. Dari hal ini dapat
diketahui bahwa sukacita Allah yang
paling besar, yaitu ketika seorang bertobat. Sukacita yang
paling besar bagi Allah, adalah ketika seorang berdosa tinggalkan dosanya dan
kembali ke jalan yang benar. Allah yg bersuka cita melihat
kita bertobat. Saudara ingat cerita tentang Petrus, Alkitab berkata bahwa
Petrus menyangkal Yesus 3 kali. Dan Petrus yg menyangkal ini sebetulnya bisa
disebut sebagai orang yg tidak bisa dipercaya lagi seumur hidupnya. Ingat,
pepatah Indonesia berkata,"Sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang
tidak percaya. Tetapi saya mau beritahu bahwa itu tidak berlaku dengan Yesus.
Petrus menyangkal Yesus tiga kali, tetapi apa yang
terjadi?
Yesus memanggil Petrus dan bertanya kepadanya,"Simon, anak Yohanes, adakah engkau mengasihi Aku? Ketika Petrus menjawab,"Benar Tuhan, Aku mengasihi Engkau." Lalu apa yg terjadi Yesus berkata kepada Simon Petrus, dan berkata kepadanya,"Gembalakanlah domba-dombaku." Dengan lain kata, Yesus mempercayakan tugas penggembalaan, tugas yang Agung, tugas yang berarti, justru kepada orang yang baru jatuh dalam dosa. Demi tujuan itulah maka Yesus memberikan perintah kepada murid-muridnya untuk pergi ke segala suku bangsa (Matius 28:19). Sebuah perintah yang dikenal dengan amanat agung yang daripada Allah untuk menerangi dunia. Terang itu harus datang sebab terang itu harus ada dan bercahaya. Oleh sebab itu Allah membutuhkan kita. Hal ini disetujui oleh St. Augustine dalam Philokalia The Bible of Orthodox Spirituality mengatakan “Without God, we cannot. Without us, God will not.”
Yesus memanggil Petrus dan bertanya kepadanya,"Simon, anak Yohanes, adakah engkau mengasihi Aku? Ketika Petrus menjawab,"Benar Tuhan, Aku mengasihi Engkau." Lalu apa yg terjadi Yesus berkata kepada Simon Petrus, dan berkata kepadanya,"Gembalakanlah domba-dombaku." Dengan lain kata, Yesus mempercayakan tugas penggembalaan, tugas yang Agung, tugas yang berarti, justru kepada orang yang baru jatuh dalam dosa. Demi tujuan itulah maka Yesus memberikan perintah kepada murid-muridnya untuk pergi ke segala suku bangsa (Matius 28:19). Sebuah perintah yang dikenal dengan amanat agung yang daripada Allah untuk menerangi dunia. Terang itu harus datang sebab terang itu harus ada dan bercahaya. Oleh sebab itu Allah membutuhkan kita. Hal ini disetujui oleh St. Augustine dalam Philokalia The Bible of Orthodox Spirituality mengatakan “Without God, we cannot. Without us, God will not.”
3. Yesus tidak menghendaki kita tersesat
Pada ayat yg ke-14 dikatakan Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang. Allah sungguh memberikan anugerah-Nya kepada mereka yang tersesat, hal ini sejalan dengan Philip Yancey yang menjumpai adanya kebenaran yang mempesona dengan pengamatan luar biasa pada konsep lama yang tidak pernah ketinggalan jaman mengenai kasih karunia. Yancey dalam What’s so amazing about grace menuliskan sebuah kalimat yang menjadi fokus dari bukunya, yaitu sebuah kutipan dari novel Georges Bernanos Diary of a Country Priest yang mengatakan, “ Kasih karunia ada di mana-mana.”[1] Ia kemudian memberitahu dan menunjukkan kepada pembaca mengenai dunia tanpa kasih karunia melalui narasi-narasi yang nyata dan pernah terjadi. Penekanan ini diberikan oleh Yancey sebab ia ingin pembaca dalam pikirannya tidak hanya berfokus kepada keselamatan saja melainkan kepada “kasih karunia”. Hal ini juga disetujui oleh John Bunyan pada sebuah kalimat dalam cerita kisah hidupnya, ia mengatakan “Grace abounding to the chief of sinner”.[2] Hal ini menarik oleh karena grace menjadi sangat penting. Sebuah Anugerah karena Ia tidak membenci pendosa, dan Ia ingin semua menjadi seperti-Nya yang kudus, itu pun adalah anugerah. Merupakan Kasih karunia pula ketika Ia mau menjaga kita dan memberi kemampuan kepada kita untuk berjaga-jaga. Jadi bagaimana Yesus menjaga kita agar kita tidak tersesat:
1. Yesus beri kita Firman
2. Yesus beri kita Roh Kudus
Itu sebabnya Alkitab berkata,"Kamu sesat, jika kamu tidak mengerti Kuasa Allah. Artinya adalah jika kita tidak mau dipimpin oleh Roh Kudus. Karena Alkitab berkata,"Bila kita dipenuhi oleh Roh Kudus, kita akan menerima Kuasa dan menjadi SaksiKU. Tapi dengar baik, karena Yesus tidak menghendaki kita tersesat, Ia beri Firman dalam hidup kita, Ia beri Kuasa Roh Kudus dalam hidup kita. Kalau kita sudah dipenuhi oleh Firman dan kita sudah dipenuhi oleh Kuasa Roh Kudus, tidak ada alasan lagi buat kita supaya kita tersesat sebab Firman tuntun langkah kita, Roh Kudus membimbing jalan kita. Sehingga sesukar apapun jalan kita, kita pasti akan melihat kemenangan. Jadi, lewat program ini, kembali saya ingin ingatkan saudara. Bahwa Yesus cinta saudara yg tersesat. Yesus tidak menghakimi saudara, Yesus tidak menghukum saudara, Yesus tidak merancangkan sesuatu yg jahat kepada saudara. Tetapi Yesus beri Firman dan Roh Kudusnya. Amin!